Adakah kini segala tipu
daya menutup mata telinga dan hati?
Allah, apakah cita-cita ini terlalu tinggi?
hingga mereka mencoba menghakimi.
Allah, apakah doa yang terpanjatkan terlalu
dalam?
hingga keadaan menyulitkan.
Allah, apakah tujuan terlalu sempurna?.
hingga ujian menunggu giliran.
Allah mengapa semua menjadikan kaki tidak lagi
siap menapaki bumi?
Karena beratnya kekecewaan seakan tidak
terbendung.
Allah, masihkan nafas memompa jantung?
Atau nyawa telah pergi meninggalkan raga.
Allah, ketetapan itu pastilah adil.
Takdir bagi manusia yang kau pilih.
Tapi seakan Bukan ingin terkabul sempurna.
Namun petaka menyapa dengan hebatnya.
Semoga kisah hanya lamunan.
Atau terkaan karena lemahnya pikir.
Jika iman tak berperan dalam memutuskan.
Pasti keegoisan bersanding dengan penyesalan.
Sungguh allah mengikuti alur pada naskah.
Sebuah harapan akan tertata indah.
hingga kita lupa tangis pernah pecah
sederas-derasnya.
Sesak dada tidak terkira, ketika senyum berbalas
air mata.
Sungguh kejam dunia, jangan lah lagi kau
mengejarnya.
Pasti tak kau temukan ujungkan.
Dan bahagia hanya angan belaka.
Bodohnya diri menimpa.
Malu pada pemilik semesta.
Memberi tidak terkira.
Menyayangi dengan hebatnya.
Sadarku, mecahkan asa.
Tiada yang ku punya.
Tiada perlu upaya ku bawa.
Biarkan suratan menuliskan cerita karenaNya.
BersamaNya semua akan baik-baik saja.
Walau kurasa detik berhenti.
Hari tak berganti dan mentari memilih pergi.
Cukuplah allah bagiku.
Karena kematian adalah kepastian.
Sedang yang tampak didepanku, hanya ilusi
semata.
karya : kireyalazzam